Mobil yang jarang dipakai bukan berarti kondisinya selalu prima. Justru sebaliknya, kendaraan yang terlalu lama diam bisa mengalami berbagai kerusakan tersembunyi. Banyak pemilik mobil berpikir bahwa tidak menggunakannya bisa menghemat biaya perawatan. Padahal, beberapa komponen penting dalam mobil justru butuh pergerakan rutin agar tidak cepat aus atau rusak.
Fenomena ini sering terjadi pada mobil yang hanya digunakan seminggu sekali atau bahkan lebih jarang. Komponen seperti aki, ban, dan sistem rem sangat rentan jika kendaraan dibiarkan dalam waktu lama tanpa pemanasan atau pergerakan. Efeknya baru terasa saat mobil kembali digunakan, dan biasanya akan muncul gangguan yang memerlukan biaya perbaikan lebih besar. Untuk menghindari hal tersebut, kenali komponen apa saja yang gampang rusak kalau mobil terlalu lama parkir.
1. Aki mobil, jantung kelistrikan yang mudah rusak
Aki adalah komponen utama dalam sistem kelistrikan mobil. Jika kendaraan jarang digunakan, aki tidak akan mendapatkan suplai pengisian dari alternator. Dalam kondisi seperti itu, tegangan aki akan terus menurun seiring waktu, apalagi kalau masih tersambung dengan sistem alarm atau
kepala unit
yang tetap aktif. Akibatnya, mobil bisa sulit dinyalakan karena aki kehabisan daya.
Kerusakan pada aki yang terlalu lama tidak digunakan biasanya disebabkan oleh sulfatasi, yaitu terbentuknya kristal timbal sulfat pada pelat aki. Hal ini membuat daya tampung listrik berkurang drastis dan dapat menyebabkan aki mati total. Aki yang sudah rusak karena alasan ini biasanya tidak dapat diperbaiki dan harus diganti. Solusinya, mobil sebaiknya dipanaskan secara berkala minimal 2-3 kali seminggu agar aki tetap terjaga.
2. Ban mobil, tekanan turun dan bentuk menjadi tidak simetris
mengalami deformasi. Tekanan udara di dalam ban akan perlahan berkurang meskipun tidak ada kebocoran. Ketika ban terlalu lama menopang beban mobil di titik yang sama, bagian bawah ban bisa menjadi gepeng atau
titik datar.
Akibatnya, ketika mobil dijalankan kembali, laju kendaraan terasa tidak mulus bahkan bisa terasa seperti bergelombang.
Kerusakan semacam ini dapat merusak struktur karet ban dan mengurangi daya cengkeramnya. Jika dipaksakan terus-menerus, risiko ban pecah saat kecepatan tinggi bisa meningkat. Ban juga rentan retak jika kendaraan diparkir terlalu lama di area yang panas atau terkena sinar matahari langsung. Agar ban tetap awet, sebaiknya mobil digerakkan maju-mundur secara rutin atau dinaikkan menggunakan dongkrak.
3. Rem mobil, kampas dan cakram rawan karatan
Sistem rem mobil, terutama rem cakram, sangat rentan terhadap karat ketika mobil jarang digunakan. Kelembapan udara dapat menyebabkan permukaan cakram berkarat, terutama jika mobil diparkir di tempat terbuka atau lembap. Karat pada cakram akan membuat pengereman terasa tidak mulus dan dapat menimbulkan bunyi berdecit saat rem diinjak. Selain itu, kampas rem yang menempel terlalu lama juga bisa mengeras atau melekat ke cakram.
Jika kondisi ini dibiarkan, kemampuan pengereman akan menurun drastis dan dapat membahayakan keselamatan saat mobil digunakan. Dalam beberapa kasus, kampas rem yang rusak harus diganti bersamaan dengan cakramnya karena permukaannya sudah tergores parah. Rem yang tidak terawat juga bisa menyebabkan pedal rem terasa dalam atau justru keras saat ditekan. Rajin menggerakkan mobil dan melakukan pengecekan berkala bisa memperpanjang usia sistem rem.
4. Cairan dan pelumas, dapat mengendap dan kehilangan fungsinya
Mobil bergantung pada berbagai jenis cairan seperti oli mesin, minyak rem, cairan radiator, hingga transmisi. Jika mobil dibiarkan dalam waktu lama tanpa dipanaskan, cairan-cairan ini dapat mengendap dan kehilangan sifat pelumas atau pendinginnya. Oli mesin, misalnya, bisa berubah menjadi kental dan kurang mampu melindungi komponen mesin dari gesekan. Akibatnya, saat mobil dinyalakan kembali, bagian dalam mesin bisa cepat aus.
Selain itu, cairan radiator yang terlalu lama tidak mengalir dapat bercampur dengan udara dan membentuk kerak yang mengganggu aliran pendingin. Minyak rem juga bisa menyerap uap air dari udara sekitar, menyebabkan sistem pengereman menjadi tidak optimal. Untuk menjaga kualitas cairan dalam mobil, penting untuk menjalankan mesin secara berkala serta memeriksa volume dan kebersihannya secara rutin. Jangan tunggu sampai mobil terasa tidak nyaman baru mengecek pelumas.
5. Karet-karet dan segel mengering dan menjadi rapuh
Komponen berbahan karet seperti seal pintu, penghapus kaca (wiper), hingga mounting mesin rentan mengalami kerusakan jika mobil jarang digunakan. Bahan karet tersebut membutuhkan kelembapan dan gerakan rutin agar tetap elastis. Ketika mobil dibiarkan terlalu lama tidak digunakan, suhu dan kondisi cuaca dapat menyebabkan karet menjadi kering dan keras. Akibatnya, fungsinya sebagai peredam suara, peredam getaran, serta penyekat air menjadi terganggu.
Seal pada sistem mesin atau transmisi juga bisa menyusut dan bocor jika terlalu lama tidak aktif. Kebocoran ini dapat menyebabkan masalah lanjutan, seperti oli yang rembes ke komponen lain atau air hujan yang masuk ke kabin. Untuk mencegah kerusakan pada karet, sesekali mobil sebaiknya dicuci, digerakkan, dan disimpan di tempat teduh. Pemilik juga dapat mengoleskan pelumas khusus pada karet agar tetap lembap dan awet.
Mempertahankan kondisi mobil tetap prima meskipun jarang digunakan memang membutuhkan perhatian ekstra. Tidak cukup hanya membersihkan bagian luarnya saja, bagian dalam dan sistem teknis mobil juga perlu dipantau. Mobil yang terawat akan siap digunakan kapan pun tanpa gangguan. Lebih baik mencegah daripada menunggu rusak dan harus mengeluarkan biaya besar untuk perbaikan.
4 Cara Mengatasi Kondensasi Air pada Lampu Mobil
4 Tips Merawat Mobil Berwarna Putih Agar Tidak Kusam