Gurutekno
Berikut ini adalah kesaksian mencekam Samsul Hidayat, seorang korban selamat dalam insiden KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, pada Rabu (2/7/2025).
KMP Tunu Pratama Jaya yang membawa 65 orang (53 penumpang dan 12 kru) serta 22 kendaraan ini sedang bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Namun, setelah hampir 30 menit, kapal kemudian melakukan panggilan darurat.
Sebenarnya kapal lain hendak mengejar dan membantu evakuasi KMP Tunu Pratama Jaya, sayangnya gagal karena kondisi laut di Selat Bali.
Tidak lama kemudian, kapal tersebut langsung memberi informasi ke LPS Gilimanuk bahwa KMP Tunu Pratama Jaya terbalik dan hanyut ke arah selatan.
Samsul Hidayat mengakui bahwa kejadian KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam berlangsung sangat cepat.
Warga Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat tersebut bertahan selama sekitar lima jam terombang-ambing di tengah laut hingga pertolongan tiba.
“Kejadiannya cepat sekali. Cuma tiga menit,” kata Samsul saat tiba di Posko Pelabuhan Ketapang, Kamis (3/7/2025) sore.
Tidak berhenti di situ saja, Samsul Hidayat mengatakan bahwa tragedi diawali dengan ombak besar yang menerjang kapal menjelang tengah malam.
Tingginya gelombang menyebabkan kendaraan-kendaraan yang berada di kapal bergeser posisinya.
“Then there was another wave. The engine immediately shut down,” he continued.
Dalam sekejap, kapal pun berangsur-angsur tenggelam. Bersama banyak penumpang lain, Samsul yang berada di atas kapal akhirnya memutuskan untuk melompat dan menyelamatkan diri.
Saat itu, Samsul melompat tanpa menggunakan pelampung.
Saat badan kapal lenyap ditelan lautan, beberapa jaket pelampung terlihat mengambang di perairan.
Samsul pun memilih untuk berpegang pada salah satunya agar tetap mengambang.
Terseret ombak di tengah lautan, Samsul berusaha untuk tetap bertahan.
Sambil berharap pertolongan cepat tiba, kondisi yang gelap gulita menjadikan momen tersebut terasa amat dramatis.
“Saya berada di tengah laut bersama orang-orang (penumpang) lain sekitar lima jam,” kata dia.
Samsul merasa lega saat melihat kapal nelayan melintas di sekitarnya. Saat itu sekitar pukul 5 pagi.
“Pukul lima pagi itu, saya diselamatkan oleh nelayan,” lanjutnya.
Oleh nelayan, Samsul kemudian dibawa ke daratan menuju perairan sekitar Pelabuhan Gilimanuk.
Ia pun dievakuasi ke Posko di pelabuhan tersebut sebelum akhirnya dipindahkan ke Pelabuhan Ketapang.
Setelah selamat, Samsul sempat berkontak dengan keluarganya di rumah.
Ia meminta keluarga untuk tetap tenang dan tidak datang ke posko. Tujuannya adalah agar keluarga tidak terlalu khawatir dan histeris.
Samsul memilih untuk pulang sendiri dan berkumpul kembali dengan keluarganya.
(Gurutekno)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul
“Samsul Selamat Berkat Jaket Pelampung Mengambang, Ungkap Momen KMP Tunu Pratama Jaya Ditelan Lautan”