Gurutekno
Tidak semua pelajar punya kesempatan mengibarkan sang Merah Putih di Istana Negara.
Dua pelajar dari Kalimantan Selatan, Dimas Budiman dan Alvina Dhiya Kamila Faradisa, berhasil mencapainya setelah melalui seleksi yang panjang dan sangat ketat.
Dimas adalah siswa SMAN 4 Banjarbaru. Sedangkan Alvina berasal dari SMAN 1 Tapin. Keduanya akan menjadi bagian dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional 2025 pada upacara HUT Ke-80 Republik Indonesia pada 17 Agustus mendatang.
“Peserta awalnya mengikuti seleksi di daerah masing-masing,” kata Kepala Sub Bagian Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Badan Kesbangpol Kalsel, Ari Pramono, Kamis (3/7).
Setiap daerah kemudian mengirimkan peserta terbaiknya ke seleksi tingkat provinsi. Sebagian besar kabupaten mengirim enam orang atau tiga pasang. Namun, Banjarmasin, Banjarbaru, dan Banjar mengirim lebih dari enam peserta.
Tingkat provinsi, seleksi diadakan pada 5–8 Mei 2025. Sebanyak 90 peserta bersaing memperebutkan posisi terbaik untuk melanjutkan ke seleksi nasional di Jakarta.
“Pelaksanaannya mirip dengan di daerah, tapi lebih detail dan ketat,” ujar Ari.
Tahap demi tahap mereka jalani, mulai dari Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dengan nilai minimal 70, Tes Intelegensi Umum (TIU), hingga pemeriksaan kesehatan dan fisik.
Bahkan, kesehatan gigi pun tidak luput dari perhatian. “Kalau ada gigi berlubang lebih dari tiga, langsung gugur. Itu jadi salah satu syarat utama,” jelas Ari.
Tes kebugaran seperti lari, push-up, dan sit-up juga harus dilalui. Belum sampai di situ, peserta juga harus menghadapi tes kepribadian, psikotes, wawancara, serta pengetahuan tentang kepaskibrakaan.
Dari 90 peserta, terdapat tiga pasang yang terpilih untuk mengikuti seleksi nasional. Dari mereka, Dimas dan Alvina yang terpilih menjadi anggota Paskibraka Nasional 2025.
“Semoga saja terpilih sebagai pengibar atau pembawa baki,” harap Ari.
Sepasang peserta lainnya menjadi cadangan. Sedangkan satu pasang lainnya kembali ke daerah.
Alvina pun bersyukur cita-citanya tercapai. “Alhamdulillah, saya sangat bersyukur kepada Allah SWT atas pencapaian ini. Semua ini berkat doa dan restu dari orangtua, serta dukungan dari berbagai pihak,” ujar Alvina kepada BPost, Kamis.
Alvina ternyata termotivasi oleh jejak sang ibu dan tante yang pernah terlibat dalam kegiatan serupa.
“Saya memang termotivasi oleh ibu dan tante. Saya ingin merasakan bagaimana mengibarkan langsung bendera Merah Putih di Istana Negara,” katanya dengan penuh semangat.
Menyambut masa karantina pada pertengahan Juli, Alvina kini fokus menjaga kesehatan fisik dan mental, sekaligus memperdalam latihan. Ia mengasah stamina, disiplin baris-berbaris (PBB), serta mengulang kembali materi-materi seleksi seperti tes intelegensi umum, wawasan kebangsaan, psikotes, hingga wawancara.
(msr/tar)