Beritakita.online,
JAKARTA – Presiden Amerika Serikat
Donald Trump
mengatakan bahwa pembicaraan lewat telepon dengan Presiden Rusia
Vladimir Putin
pada Kamis (3/7/2025) tidak membuahkan kemajuan apa pun terkait upaya perdamaian di Ukraina.
Di sisi lain, Kremlin menyatakan bahwa Putin menegaskan kembali komitmennya untuk menyelesaikan “akar permasalahan” konflik.
Melansir
Reuters,
Jumat (4/7/2025), dalam pembicaraan yang berlangsung hampir satu jam, kedua pemimpin tidak membahas penangguhan sementara pengiriman senjata AS ke Kyiv, menurut pernyataan penasihat Putin, Yuri Ushakov.
Diplomasi Washington untuk menghentikan invasi Rusia telah menemui jalan buntu. Tekanan agar Trump bersikap lebih tegas terhadap Putin pun meningkat, termasuk dari sesama anggota Partai Republik yang mendorong agar ia menekan Moskow untuk bernegosiasi secara serius.
Beberapa jam setelah panggilan tersebut, serangan drone Rusia dilaporkan menyebabkan kebakaran di sebuah kompleks apartemen di pinggiran utara Kyiv.
Di ibu kota Ukraina, saksi mata mendengar ledakan keras dan tembakan senjata berat dari unit pertahanan udara yang menggempur drone. Sementara itu, lima orang dilaporkan tewas akibat serangan artileri Rusia di wilayah timur.
“Saya tidak mendapat kemajuan apa pun darinya,” kata Trump singkat di hadapan wartawan di sebuah pangkalan udara dekat Washington sebelum bertolak ke acara kampanye di Iowa.
Di tempat terpisah, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan di Denmark bahwa ia berharap bisa berbicara langsung dengan Trump pada Jumat, menyusul penundaan pengiriman senjata AS yang mencuat awal pekan ini.
Trump membantah kabar bahwa AS sepenuhnya menghentikan aliran senjata ke Kyiv. Namun, ia menyalahkan mantan Presiden Joe Biden karena telah mengirim terlalu banyak senjata, yang menurutnya bisa mengancam kekuatan militer AS sendiri.
“Kami masih memberikan senjata, tapi Biden telah menguras semua cadangan kami. Kami harus memastikan pasokan senjata kami mencukupi,” katanya.
Sumber
Reuters
menyebutkan bahwa penundaan pengiriman ini disebabkan oleh semakin menipisnya stok senjata penting Amerika Serikat—pada saat Ukraina sedang menghadapi serangan musim panas Rusia dan meningkatnya serangan terhadap warga sipil.
Putin kembali menegaskan bahwa ia hanya akan menghentikan invasi jika “akar masalah” diselesaikan, termasuk penolakan terhadap keanggotaan Ukraina di NATO dan penghentian dukungan Barat terhadap Kyiv.
Pemimpin Rusia itu juga disebut berusaha memperluas pengaruh terhadap keputusan politik di Kyiv dan ibu kota negara-negara Eropa Timur lainnya.
Kebijakan penghentian pengiriman senjata AS mengejutkan Kyiv. Kebingungan pun mencuat mengenai posisi Trump, apalagi ia baru pekan lalu menyatakan niat untuk mengirim sistem pertahanan udara Patriot ke Ukraina.
Pemerintah Ukraina telah memanggil pejabat AS di Kyiv untuk menegaskan pentingnya bantuan militer dari Washington. Mereka memperingatkan bahwa keterlambatan pengiriman akan melemahkan pertahanan Ukraina di tengah serangan udara dan ofensif darat Rusia yang semakin intens.
Pentagon menyatakan pengurangan tersebut telah memengaruhi pengiriman rudal pertahanan Patriot, sistem utama yang digunakan Ukraina untuk menangkal misil balistik cepat milik Rusia.
Menurut Ushakov, Moskow masih membuka ruang dialog dengan Washington, namun bersikeras bahwa negosiasi damai harus berlangsung langsung antara Rusia dan Ukraina. Ia juga memastikan bahwa pembicaraan Trump dan Putin tidak menyentuh rencana pertemuan tatap muka.