Naskah Khutbah Jumat 4 Juli 2025: Cara-cara Allah Memberikan Rezeki kepada Manusia


Our news

– Tribuners, Allah SWT memberikan rezeki kepada hamba-Nya melalui berbagai cara, termasuk melalui usaha dan ikhtiar manusia, serta melalui cara-cara yang tidak terduga.

Rezeki juga dikaitkan dengan ketakwaan, syukur, dan tawakal kepada Allah.

Allah SWT memberikan rezeki sesuai dengan usaha dan kerja keras yang dilakukan manusia.

Semakin giat seseorang berusaha, semakin besar potensi rezeki yang akan diterimanya.

Berbicara perihal Jumat hari ini, tepatnya pada hari Jumat tanggal 4 Juli 2025, kita selaku laki-laki beragama Islam akan melaksanakan ibadah Salat Jumat.

Jumat yang merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulu Hari diyakini oleh umat Islam sebagai hari yang penuh berkah.

Khusus untuk khutbah pada Jumat hari ini, berikut merupakan naskah khutbah Jumat yang sudah Berita kitalansir dari NU Online untuk tanggal 4 Juli 2025 bertemakan “Cara-cara Allah Memberikan Rezeki kepada Manusia”.


Khutbah 1

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan kepada-Nyalah kami memohon pertolongan dalam urusan dunia dan agama. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada sebaik-baik nabi dan rasul, Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, juga kepada keluarganya, para sahabatnya, para pengikutnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari pembalasan. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, Dialah Raja Yang Sebenar-benarnya. Dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi kita Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, yang benar janjinya dan dapat dipercaya.


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Dalam kesempatan yang mulia ini, khatib tidak bosan-bosannya mengingatkan seluruh jamaah, terutama diri khatib sendiri, untuk senantiasa meningkatkan dan memperkuat ketakwaan kepada Allah SWT. Upaya ini diwujudkan dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT.

Dalam kesempatan ini juga, khatib mengajak jamaah untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT yang telah banyak memberikan nikmat dan rezeki dalam kehidupan kita di dunia. Segala nikmat yang dianugerahkan tidak mungkin bisa kita hitung satu per satu. Hal ini telah ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 18.

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat menemukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Artinya: “Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Kita perlu menyadari sepenuh-penuhnya bahwa di dunia ini kita diwajibkan untuk berusaha guna memperoleh rezeki dari Allah Swt. Namun demikian, kita juga harus menyadari bahwa jumlah rezeki yang kita terima dari usaha yang telah kita lakukan sepenuhnya ditentukan oleh Allah Swt. Karena rezeki di dunia ini bukanlah matematika yang pasti 1+1=2. Dalam hal rezeki, terkadang kita mengalami 1+1=0 atau bahkan bisa 1+1=11. Semua itu adalah kehendak Allah Swt. dalam memberikan rezeki kepada manusia, baik dari segi jumlahnya maupun jalannya atau cara Allah memberikannya.

Dari hal ini kita juga harus menyadari bahwa rezeki tidak hanya kita peroleh melalui bekerja atau berusaha saja. Allah memberikan rezeki kepada kita melalui banyak cara, yang semuanya telah diingatkan dan disebutkan dalam Al-Qur’an. Berikut ini khatib sampaikan ayat Al-Qur’an yang menyebutkan jenis-jenis cara atau jalan Allah memberikan rezeki-Nya kepada manusia.

Pertama, rezeki yang memang telah dijamin dan ditentukan oleh Allah swt. Rezeki ini disebutkan dalam Surat Hud ayat 6:

Dan tidak ada suatu pun makhluk yang hidup di bumi melainkan semata-mata Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat tinggalnya dan tempat penyimpanannya. Semua itu terdapat dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuz).

Artinya: “Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhul Mahfuz).”


Kedua

, rezeki yang diberikan karena kita bekerja atau berusaha. Hal ini disebutkan dalam Surat An-Najm ayat 39:

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,

that man only gets what he has strived for,


Third

, rezeki yang dianugerahkan Allah kepada kita karena kita bersyukur. Hal ini disebutkan dalam Surat Ibrahim ayat 7:

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, Aku pasti akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat keras.”

(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengumumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.’


Keempat,

rezeki yang kita peroleh dari arah yang tidak terduga. Hal ini disebutkan dalam Surat At-Thalaq ayat 2-3:

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang berserah diri kepada Allah, maka cukuplah Allah baginya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah menetapkan ketentuan bagi segala sesuatu.

Artinya: “Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.”


Fifth

, rezeki yang dianugerahkan Allah kepada kita karena kita memohon ampun kepada-Nya. Hal ini disebutkan dalam Surah Nuh ayat 10-11:

Maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, Dia akan mengirimkan hujan lebat dari langit kepadamu,

Artinya: “Kemudian aku berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Jika kamu memohon ampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,’”


Keenam,

rezeki yang didapatkan melalui pernikahan. Hal ini disebutkan dalam Surat An-Nur ayat 32:

Dan nikahkanlah orang-orang yang masih sendiri di antara kalian, dan juga hamba-hamba Allah serta budak-budak perempuan yang baik. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.

Artinya: “Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”


Ketujuh

, rezeki yang didapatkan dari anak-anak kita. Rezeki ini disebutkan dalam Surat Al-Isra ayat 31:

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami akan memberikan rezeki kepada mereka dan kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa besar.

Artinya: “Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Akulah yang memberi rezeki kepada mereka dan (juga) kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar.”


Delapan

, rezeki yang kita peroleh karena bersedekah. Sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 261:

Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan pahala bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.

Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.”


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Ayat-ayat Allah tentang jenis, cara, atau jalan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT ini seharusnya semakin menambah keimanan kita kepada-Nya dan meningkatkan sikap tawakal kita dalam kehidupan. Jangan sampai kita terobsesi dengan bekerja tanpa mengenal waktu hingga melupakan tugas utama kita di dunia ini, yaitu beribadah kepada-Nya. Allah berfirman:

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.

Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)

Dalam bekerja, kita juga harus menanamkan niat sebagai bentuk ibadah kepada Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai bekal beribadah kepada-Nya. Jika hal ini bisa kita tanamkan dalam diri kita, maka Insyaallah, Allah akan terus mengalirkan rezeki yang maksimal dari segi kuantitas dan kualitas. Kita harus tetap bekerja untuk kehidupan dunia, namun kita juga harus menyadari bahwa kehidupan ini akan berakhir dan kita akan kembali kepada-Nya. Dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Umar, Rasulullah bersabda:

Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok.

Artinya, “Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok hari.”


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Semoga kita senantiasa menjadi hamba-hamba yang terus mengalir rezekinya dan mendapatkan keberkahan dan ridho Allah swt dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Amin.

Barakallahu li wa lakum fil-Qur’anil-‘azhim, wa nafa’ani wa iyyakum bima fihimin ayatis sidz-dzikril hakim, wa taqabbalallahu minni wa minka tilawatahu, innahu huwas sami’ul ‘alim. Aqulu qauli hadza wa astaghfirullahal-‘azhim li wa lakum wa lisairil muslimina wal muslimat, fastaghfiruhu innahu huwal ghafurur rahim.


Khutbah 2

Segala puji bagi Allah yang mengharamkan berpuasa pada hari-hari raya sebagai bentuk jamuan bagi hamba-hamba-Nya yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Dialah yang menjadikan surga sebagai tempat tinggal bagi orang-orang yang bertakwa. Dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya tuan dan pemimpin kita, Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, penyeru umat kepada jalan yang lurus. Ya Allah, limpahkanlah rahmat, keselamatan, dan berkah kepada junjungan kita Nabi Muhammad, beserta keluarga, para sahabat, dan semua orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari pembalasan.


Lihat berita update Berita kita lainnya di:
Berita Google

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like