TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA-
Menteri Keuangan Sri Mulyani kini harus mencari akal untuk menutup kekurangan Penerimaan Negara Bukan Pajak 2025.
Pasalnya dana sebesar Rp 80 triliun yang awalnya dicatatkan masuk “kantong” APBN kini berpindah posisi.
Dana sebesar 80 triliun yang berasal dari deviden BUMN kini sudah tidak lagi masuk ke APBN.
Namun deviden BUMN kini masuk ke kantong Dana Nusantara.
Danantara disebut akan kembali memutar dividen BUMN untuk menghasilkan laba dengan diinvestasikan ke industri-industri yang bisa menciptakan lapangan kerja.
Sri Mulyani mengatakan, target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada tahun ini sebesar Rp 513,6 triliun, kemungkinan hanya tercapai Rp 477,2 triliun.
“Karena Rp 80 triliun dividen yang semula dalam APBN harusnya masuk ke APBN, kini diserahkan ke Danantara. Jadi, kita kehilangan Rp 80 triliun,” katanya dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/7/2025).
Namun, dengan beberapa upaya, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebut bisa memitigasi kehilangan menjadi hanya Rp 40 triliun.
“Dengan beberapa langkah, kami akan memitigasi sehingga perbedaannya mungkin hanya sekitar Rp 40 triliun,” ujar Sri Mulyani.
“Artinya, PNBP mencari tambahan penerimaan baru sebesar Rp 40 triliun, sehingga koreksi Rp 80 triliun tidak seluruhnya muncul di sana,” ujarnya.
Sebelumnya, CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani mengatakan bahwa dividen yang mereka terima dari BUMN akan digunakan kembali untuk investasi.
“Dari dividen yang selama ini didistribusikan untuk negara, untuk pemerintah, sekarang ini bisa dikelola untuk kami investasikan ke dalam industri, ke dalam proyek-proyek yang tentunya harus menghasilkan return,” kata Rosan dalam acara Meet The Leaders di Universitas Paramadina, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (13/6/2025) malam.
Pada tahun ini, Rosan mengatakan Danantara akan mendapat dividen sekitar 7 miliar dolar AS atau sama dengan Rp 120 triliun hingga Rp 150 triliun.
Semua itu harus diinvestasikan ke industri-industri yang mampu menciptakan lapangan kerja.
Karena, kata dia, penciptaan lapangan kerja merupakan salah satu dari beberapa kriteria yang harus dipenuhi Danantara ketika akan melakukan investasi selain mendapatkan keuntungan yang baik.
“Oleh sebab itu, Danantara merupakan salah satu instrumen yang tidak hanya meningkatkan peran dalam pertumbuhan ekonomi, tetapi juga penciptaan lapangan kerja yang berkualitas,” kata Rosan.
Artikel ini telah tayang di
Tribunnews.com
Dapatkan Informasi lain dari Guruteknovia saluran Whatsapp
here
Baca berita Guru Teknolainnya di
Berita Google